Jumat, 06 Mei 2011

IBD - Kebudayaan Brunei Darussalam

Brunei Darussalam adalah negara dengan multi etnis, dimana etnis-etnis tersebut tergabungdalam satu kelompok etnis yang bernama Barunay. Keragaman yang ada dalam etnis-etnis yang berbeda tersebut bukanlah terletak pada aspek agama, melainkan budaya, sosial, dan bahasa.Pribumi Brunei yang beragama Islam lebih cenderung menjadi Brunei Malaysia, walaupun mereka sepenuhnya tidak berbicara bahasa Melayu.

Perkiraan penduduk tahun 1998 menyatakan bahwa Brunei Darussalam memiliki penduduk sebanyak 323.600 jiwa. 67% dari penduduk Brunei Darussalam berasal dari etnis Melayu; 15% beretnis Cina; 6% dari masyarakat adat lain (Iban, Dayak, dan Kelabit), dan etnis lain sebanyak 12%. Pada akhir 1980-an, 24.500 imigran bekerja rata-rata di industri perminyakan. Populasitelah meningkat lebih dari dua belas kali lipat sejak dekade pertama abad kedua puluh. Distribusi populasi Brunei-Muara sebanyak 66%; Belaitsebanyak 20%; Tutong sebanyak 11%, dan Temburong sebanyak 3%.Melayu adalah bahasa resmi Brunei Darussalam, namun bahasa Inggris telah digunakan secaraluas terutama dalam perdagangan. Bahasa lain seperti bahasa Mandarin dan bahasa Filipina jugamenjadi bahasa yang banyak digunakan oleh masyarakat Brunei Darussalam. Bendera nasionalnya adalah warna kuning dengan dua trapesium dan jajar genjang diagonal putih strip yang berada di atas jajaran genjang diagonal strip hitam. Dalam tradisi perkawinan di Brunei Darussalam, orang tua dari calon mempelai laki-lakimengatur rencana pernikahan dengan orang tua dari calon mempelai wanita. Bagi masyarakat Muslim, pasangan yang menikah juga harus sama-sama Muslim. Sehingga individu, terutamalaki-laki, sering masuk Islam untuk menikah dengan seorang Muslim. Pasangan yang barumenikah harus bergabung dan tinggal di rumah orang tua pengantin perempuan. Setelah beberapa lama, pasangan yang menikah muda tersebut dapat membentuk rumah tangga sendirisesuai keinginan mereka. Hukum kewarisan Islam berlaku bagi Muslim. Bagi non-Muslim, praktek-praktek tradisional lahyang berlaku.

Kesimpulan : Kebudayaan di Brunei itu tidak jauh beda dengan di Indonesia, jadi sebagai warga Negara yang baik, kita harus menghargai budaya kita sendiri dan budaya orang lain.

Sumber : http://www.scribd.com/doc/54123768/Kebudayaan-Brunei-Darussalam